Kamis, 10 Oktober 2013 - 1 komentar

TIPS : Menghilangkan Rasa TIDAK TAKUT kepada Allah


TIPS : Menghilangkan Rasa TIDAK TAKUT kepada Allah


Pertama, mengingat Rasulullah s.a.w.bersabda : “Tidak ada seorang dari kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya di neraka dan tempat duduknya di syurga.” Lalu mereka berkata : “Ya Rasulullah kalau begitu maka apakah kami patut berserah saja pada tulisan kami dan tinggalkan amal?”. Rasulullah bersabda : “Beramallah kamu, maka semuanya akan dipermudahkan kepada apa yang telah dituliskan bagi kamu. Adapun orang yang berbahagia, maka ia akan beramal dengan amal golongan bahagia. Dan orang yang celaka, maka ia beramal dengan golongan orang yang celaka.
Hadist di atas cukup menakutkan, betapa amal shalih itu belum tentu menjaminnya ke syurga karena masih bergantung pada takdir yang tertulis di Lauh Mahfuz.
Walau demikian, kenapa rasa takut itu belum hadir ketika sholat atau berada di pasar? Atau ketika dihadapkan oleh dua dilemma, kesusahan taat dan kelezatan syahwat? Mengapa kita masih bersuka ria, padahal kita tidak tahu beruntung atau celaka pada akhirat nanti?
Hikmah hadist ini diajarkan oleh Rasulullah agar kita tidak sombong dengan amal salih dan merasa cukup terjamin dengan ibadat itu.
Kedua, takut jika amal tidak diterima oleh Allah. Mungkin amal yang dibuat itu kotor dengan ria atau karena terpaksa, bukan lahir dari hati dan karena Allah. Atau mungkin beramal karena sombong dan berasa kita yang menggerakkan tubuh badan untuk beramal. Padahal, semua itu adalah gerakan kuasa Allah Yang Maha Besar. Karena petunjuk Allah-lah kita beribadat bukan karena semangat yang membara atau ilmu yang menggunung atau sebutan dan sanjungan manusia kepada diri kita. Tanyakan pada diri sendiriadakah amal ini tidak terjangkit oleh kuman yang merusakkannya??
Hadist Rasulullah s.a.w. menukilkan mengenai rusaknya amal salih : “Malaikat yang membawa amal manusia memuji-muji amal salih itu dan mempersembahkannya kepada Allah, lalu Allah berfirman : “Kamu semua hanya menuliskan tetapi Aku Maha Mengetahui apa yang dikerjakannya itu bukan untuk-Ku. Musnahkanlah ia karena ia bukan untuk-Ku.”
Ketiga, takut kepada kematian ketika beramal. Maka akan lahirlah perasaan takut kepada kuasa Allah. Kita mau ajal sampai, sedang beribadat kepada Allah dan takut kepada-Nya. Masa begitu singkat, maka gunakan ia untuk sebenar-benar penghambaan. Rasulullah bersabda : “Manusia akan dibangkitkan menurut cara kematiannya.”
Terakhir, takut kepada Allah dengan mengingati hari terpenting dalam hidup yaitu hari akhirat. Aisyah r.a. menanyakan persoalan paling romantik kepada kekasihnya Nabi Muhammad : “Wahai kekasihku, Ya Rasulullah, di manakah tempat orang yang mencintai tidak ingat kepada orang yang dicintai?”, Jawab baginda : “Ada tiga tempat yang ia tidak ingat, yaitu : Pertama ketika ditimbang amal apakah rinagn atau berat. Kedua ketika menerima catatan amal sehingga tahu dengan tangan kanan atau kiri. Ketiga ketika keluar   ular besar dari neraka yang mengepung mereka dan berkata : “Aku disuruh mencari 3 jenis manusia : orang yang syirik, orang yang kejam dan alim serta orang yang tidak percaya dengan hari ini.”
Betapa hanya Allah layak untuk diagungkan, ditakuti, dipuji dan diminta pertolongan-Nya. Hanya orang yang diberi petunjuk dan dicurahi nikmat iman serta kasih Illahi yang dapat merasakan takut kepada Allah pada setiap detak jantungnya.

1 komentar:

Posting Komentar